PENGOLAHAN LIMBAH PADAT BIOSOLID SEBAGAI MEDIA PENINGKATAN KUALITAS LAHAN PERTANIAN
Ketut Sumada
Jurusan Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional (UPN)
“Veteran” Jawa Timur
email : ketutaditya@yahoo.com
BIOSOLID APLIKASI PADA TANAMAN PADI
KONDISI BIOSOLID
- Limbah biosolid merupakan limbah padat yang bersifat organik
- Limbah biosolid merupakan hasil samping pengolahan air limbah secara biologi baik aerob maupun anaerob
- Limbah biosolid menjadi permasalahan bagi industri-industri yang menerapkan instalasi pengolahan air limbah secara biologi
- Limbah biosolid ini mengandung berbagai jenis mikroorganisme baik yang menguntungkan maupun yang merugikan
- Limbah biosolid mengandung unsur hara yang diperlukan oleh tanaman seperti Nitrogen, Phosphor, Kalium dan Kaslium
- Limbah biosolid dimungkinkan mengandung berbagai jenis ion logam berat (tergantung pada jenis air limbah yang diolah)
PERMASALAHAN BIOSOLID
- Pengelolaan limbah biosolid saat ini memerlukan biaya yang sangat besar karena limbah ini diklasifikasikan sebagai limbah B3 sehingga dibutuhkan pengelolaan di tempat pengolahan tertentu seperti di CILENGSI dan biaya pengiriman menjadi besar.
- Beberapa industri penghasil limbah biosolid memanfaatkan limbah ini sebagai tanah urug (landfill) dan ini juga membutuhkan biaya yang sangat besar untuk membeli lahan
- Limbah biosolid ini masih mengandung ion-ion logam berat berbahaya yang dapat mencemari lingkungan
- Limbah biosolid ini juga dapat mengandung bakteri pathogen yang berbahaya bagi tanaman dan hasil tanaman
TUJUAN PENGOLAHAN BIOSOLID
- Memanfaatkan limbah biosolid sebagai media untuk peningkatan kualitas lahan pertanian
- Menurunkan konsentrasi ion-ion logam berat dalam limbah biosolid
- Menurunkan konsentrasi bakteri pathogen dalam limbah biosolid
KONSEP PENGOLAHAN BIOSOLID
1. PENURUNAN ION-ION LOGAM BERAT DALAM BIOSOLID
- Penurunan konsentrasi ion-ion logam berat dalam limbah biosolid dapat dilakukan dengan metode ekstrkasi (leaching) dengan mempergunakan pelarut (solven)
- Pemilihan bahan pelarut sangat tergantung pada kelarutan ion-ion logam berat dalam solven
- Kelarutan ion-ion logam berat dalam suatu pelarut dipengaruhi oleh derajat keasaman (pH)
- Pada operasional pengolahan dipilih kelarutan ion-ion logam berat pada tingkat kelarutan yang tinggi sehingga ion-ion logam berat yang sudah larut dapat dipisahkan dari limbah biosolid
- Penurunan konsentrasi bakteri pathogen dapat dilakukan dengan proses pemanasan
- Temperatur pemanasan dipilih sesuai dengan jenis bakteri pathogennya
KONSEP PENGOLAHAN BIOSOLID SEBAGAI MEDIA PENINGKATAN KUALITAS LAHAN PERTANIAN
1. PROSES EKSTRAKSI (LEACHING)
Proses ekstraksi (leaching) dapat dilakukan dengan solven asam, karena pada kondisi asam beberapa ion logam berat dapat larut dengan baik, bahan asam yang dipergunakan bisa mempergunakan asam sulfat, asam chlorida, asam nitrat maupun asam phosphat. Berkaitan dengan hasil limbah biosolid dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas lahan pertania, maka bahan pelarut yang dipilih yaitu yang dapat meningkatkan unsur hara lahan yaitu asam nitrat atau asam phosphate. Setelah proses ekstraksi (leaching) dilakukan pemisahan limbah biosolidnya.
Limbah biosolid yang telah mengalami proses ekstraksi (leaching) dan terpisah dari solvennya, selanjutnya dilakukan proses pengeringan untuk mematikan bakteri pathogennya. Temperatur pemanasan dilakukan pada temperatur 70-80 C, sehingga bakteri pathogen yang ada dapat dimatikan. Disamping itu proses pengeringan juga dimanfaatkan untuk mengurangi kadar air limbah biosolid.
HASIL PENGKAJIAN
- Proses ekstraksi (leaching) dapat menurunkan konsentrasi ion logam berat seperti nikel (Ni), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dalam limbah biosolid rata-rata mencapai 90-95%
- Proses pemanasan pada temperatur 70-80 C dapat mematikan bakteri pathogen hingga 95-100%
- Kualitas biosolid
N 1,5 – 2,8
P 0,9 – 1,3
K 1,2 – 1,6
Ca 0,9 – 1,1
Mg 0,4 – 0,9
P 0,9 – 1,3
K 1,2 – 1,6
Ca 0,9 – 1,1
Mg 0,4 – 0,9
******** SeMOGA BERmanfaat *********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar