BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI
Ketut Sumada
Ketut Sumada
Jurusan Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional (UPN)
“Veteran” Jawa Timur
email : ketutaditya@yahoo.com
Air limbah merupakan air yang keluar
dan tidak terpakai lagi dari suatu aktivitas (Industri, rumah tangga,
supermarket, hotel dan sebagainya). Air
limbah ini biasanya mengandung berbagai zat pencemar (kontaminan) seperti padatan
tersuspensi, padatan terlarut, logam berat, bahan organik, bahan beracun, dan
dapat bertemperatur tinggi. Air limbah ini umumnya akan dibuang ke badan air
penerima seperti sungai, laut dan kedalam tanah. Pembuangan air limbah dengan
kandungan berbagai zat pencemar mengakibatkan terjadinya pencemaran pada
sungai, laut, tanah dan bahkan mencemari udara.
Dalam rangka mengendalikan pencemaran
air limbah oleh pelaku usaha, pemerintah pusat dan daerah telah menetapkan
berbagai peraturan yang berkaitan dengan kualitas air limbah, debit air limbah,
dan beban maksimum air limbah yang diperbolehkan untuk dibuang ke badan air.
Peraturan tersebut dikenal dengan peraturan BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI.
Penetapan baku mutu air limbah didasarkan
pada dua (2) aspek yaitu
·
Berdasarkan
air limbah yang dihasilkan oleh setiap industri disebut sebagai standar air
limbah (Fffluent Standard)
·
Berdasarkan
peruntukan dari badan air penerima disebut sebagai standar air badan penerima (Stream Standard)
Dalam penentuan baku mutu air limbah
diperkenalkan berbagai istilah diantaranya
·
Limbah
cair, merupakan
limbah dalam bentuk cair yang dihasilkan suatu aktifitas yang dibuang ke
lingkungan hidup dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan hidup
· Baku
mutu air limbah, adalah
batas maksimum limbah cair yang diperbolehkan
dibuang ke lingkungan
·
Mutu
air limbah,
merupakan keadaan air limbah yang dinyatakan dengan debit, kadar dan beban
pencemar.
· Debit
maksimum,
merupakan debit tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup
· Kadar
maksimum,
merupakan kadar tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup
· Beban
pencemaran maksimum,
merupakan beban pencemaran tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke
lingkungan hidup
Baku
mutu air limbah berdasarkan stadar air limbah (Effluent Standard) seperti
tercantum dalam tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1. Model Baku mutu air
limbah industri
Parameter
|
Kadar Maksiumum (mg/L)
|
Beban Pencemaran
Maksimum (gram/satuan produk)
|
BOD5
|
75
|
22,5
|
COD
|
125
|
37,5
|
TSS
|
50
|
15
|
Fenol
|
0,25
|
0,08
|
Amonia
total (sebagai N)
|
4
|
1,2
|
pH
|
6-9
|
|
Debit
limbah maksimum
|
0,3 m3/ satuan produk
|
Perhitungan beban pencemaran maksimum
dengan persamaan berikut
BPM
= (Cm)j x Dm x f
Keterangan
:
BPM : Beban Pencemaran maksimum yang diperbolehkan,
dinyatakan dalam kg parameter per hari.
(Cm)j : Kadar
maksimum parameter j dinyatakan dalam mg/l.
Dm : Debit Limbah cair maksimum dinyatakan dalam L
limbah cair per detik
f :
Faktor konversi [ 1m3 x {mg/L} x (1/1000 kg)]
Baku
mutu air limbah berdasarkan stadar peruntukan badan air penerima (Stream
Standard) seperti tercantum dalam tabel 2.2 berikut ini
Tabel 2.2. Model Baku mutu berdasarkan peruntukan badan air penerima
(Stream Standard)
BAKU MUTU AIR LIMBAH CAIR
(TERMASUK PENGOLAH LIMBAH CAIR TERPUSAT (KAWASAN)
|
|||||
Parameter
|
Satuan
|
Golongan
Baku Mutu Limbah Cair
(Golongan
Sungai)
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
||
A.FISIKA
|
|||||
Temperatur
|
oC
|
35
|
38
|
40
|
45
|
Zat padat terlarut
|
mg/L
|
1500
|
2000
|
4000
|
5000
|
Zat padat tersuspensi
|
mg/L
|
100
|
200
|
200
|
500
|
B.
KIMIA
|
|||||
pH
|
6-9
|
6-9
|
6-9
|
6-9
|
|
Besi (Fe)
|
mg/L
|
5
|
10
|
15
|
20
|
Mangan (Mn)
|
mg/L
|
0,5
|
2
|
5
|
10
|
Barium (Ba)
|
mg/L
|
1
|
2
|
3
|
5
|
Tembaga (Cu)
|
mg/L
|
1
|
2
|
3
|
5
|
Seng (Zn)
|
mg/L
|
5
|
10
|
15
|
20
|
Kromium heksavalen(Cr+6)
|
mg/L
|
0,05
|
0,1
|
0,5
|
2
|
Kromium total (Cr tot)
|
mg/L
|
0,1
|
0,5
|
1
|
2
|
Kadmium (Cd)
|
mg/L
|
0,01
|
0,05
|
0,1
|
1
|
Raksa (Hg)
|
mg/L
|
0,001
|
0,002
|
0,005
|
0,01
|
Timbal (Pb)
|
mg/L
|
0,1
|
0,5
|
1
|
3
|
Timah putih (Sn)
|
mg/L
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Arsen (As)
|
mg/L
|
0,05
|
0,1
|
0,5
|
1
|
Selenium (Se)
|
mg/L
|
0,01
|
0,05
|
0,1
|
1
|
Nikel (Ni)
|
mg/L
|
0,1
|
0,2
|
0,5
|
1
|
Kobal (Co)
|
mg/L
|
0,2
|
0,4
|
0,6
|
1
|
Sianida (CN)
|
mg/L
|
0,05
|
0,1
|
0,5
|
1
|
Sulfida (H2S)
|
mg/L
|
0,01
|
0,06
|
0,1
|
1
|
Flourida (F)
|
mg/L
|
1,5
|
15
|
20
|
30
|
Klorin bebas (Cl2)
|
mg/L
|
0,02
|
0,03
|
0,04
|
0,05
|
Amonia bebas (NH3-N)
|
mg/L
|
0,5
|
1
|
5
|
20
|
Nitrat (NO3-N)
|
mg/L
|
10
|
20
|
30
|
50
|
Nitrit (NO2-N)
|
mg/L
|
0,06
|
1
|
3
|
5
|
BOD5
|
mg/L
|
30
|
50
|
150
|
300
|
COD
|
mg/L
|
80
|
100
|
300
|
600
|
Detergen anionik
|
mg/L
|
0,5
|
1
|
10
|
15
|
Phenol
|
mg/L
|
0,01
|
0,05
|
1
|
2
|
Minyak & Lemak
|
mg/L
|
1
|
5
|
15
|
20
|
PCB
|
mg/L
|
NIHIL
|
NIHIL
|
NIHIL
|
NIHIL
|
C.
BIOLOGI
|
|||||
Coliform
Group
|
MPN / 100 ml
|
100
|
1000
|
2000
|
2000
|
Coliform tinja
|
MPN / 100 ml
|
1000
|
5000
|
10000
|
10000
|
Ø Baku mutu air limbah umumnya akan
mengalami peninjauan setelah lima (5) tahun.
Berbagai jenis industri mempunyai indikator
baku mutu air limbah yang berbeda-beda seperti
tercantum dalam tabel 2.3.
Tabel 2.3. Indikator baku mutu air
limbah untuk industri
No
|
Jenis
Industri
|
Indikator
Baku Mutu
|
1
|
Industri
Soda Kostik
|
COD, TSS, Raksa
(Hg), Timbal (Pb); Tembaga (Cu); Seng (Zn), pH
|
2
|
Industri Pelapisan Logam
(pelapisan Tembaga,
Nikel,
Galvanisasi Seng)
|
TSS, Kadmium (Cd),
Sianida (CN); Logam Total,
Tembaga (Cu), Nikel
(Ni), Krom Total (Cr); Krom
Heksavalen (Cr+6)
|
3
|
Industri
Penyamakan Kulit
|
BOD5, COD, TSS,
Sulfida (sebagai H2S); Krom Total (Cr); Minyak dan Lemak, Amonia Total, pH
|
4
|
Industri
Minyak Sawit
|
BOD5, COD, TSS,
Minyak dan Lemak; AmoniaTotal (sebagai NH3-N); pH
|
5
|
Industri
Pulp dan Kertas
|
BOD5,
COD; TSS; pH
|
6
|
Industri
Karet
|
BOD5, COD; TSS;
Amonia Total (sebagai NH3-N); pH
|
7
|
Industri
Gula
|
BOD5;
COD; TSS; Sulfida (sebagai H2S); pH
|
8
|
Industri
Tapioka
|
BOD5;
COD; TSS; Sianida (CN); pH
|
9
|
Industri
Tekstil
|
BOD5; COD; TSS;
Fenol Total; Krom Total (Cr); Minyak dan Lemak; pH
|
10
|
Industri
Pupuk Area
|
BOD5;
COD; TSS; Minyak dan Lemak; pH
|
11
|
Industri Mono
Sodium Glutamate (MSG)
|
BOD5;
COD; TSS; pH
|
12
|
Industri
Kayu Lapis
|
BOD5;
COD; TSS; Fenol Total; pH
|
13
|
Industri susu dan
makanan yang terbuat dari susu
|
BOD5;
COD; TSS; pH
|
14
|
Industri
Minuman Ringan
|
BOD5;
COD; TSS; Minyak dan Lemak; pH
|
15
|
Industri Sabun,
Deterjen dan produk-produk MinyakNabati
|
BOD5; COD; TSS;
Minyak dan Lemak; Fosfat (sebagai PO4); MBAS, pH
|
16
|
Industri
Bir
|
BOD5;
COD; TSS; pH
|
17
|
Industri
Baterai Kering
|
COD; TSS; NH3-N
Total; Minyak dan Lemak,
Seng (Zn); Merkuri
(Hg), Mangan (Mn), Krom (Cr); Nikel (Ni); pH
|
18
|
Industri
Cat
|
BOD5; TSS; Merkuri
(Hg), Seng (Zn), Timbal
(Pb); Tembaga (Cu);
Krom Heksavalen (Cr+6); Titanium (Ti), Kadmium (Cd), Fenol; Minyak dan lemak
|
19
|
Industri
Farmasi
|
BOD5,
COD, TSS, Total-N, Fenol, pH
|
20
|
Industri
Pestisida
|
BOD5, COD, TSS,
Fenol, Total-CN, Tembaga(Cn), Krom Aktif Total, pH
|
21
|
Hotel
|
BOD5,
COD, TSS, pH
|
22
|
Kegiatan
Rumah Sakit
|
BOD5, COD, TSS, pH,
Mikrobiologik (golongankoli); dapat ditambahkan radioaktivitas
|
23
|
Limbah Rumah
Tangga(Domestik)
|
BOD5, COD, TSS, pH,
Deterjen, Mikrobiologik(golongan koli)
|
***.
Besaran nilai dan jenis indikator setiap industri dalam baku mutu air limbah
akan selalu mengalami perubahan hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah
pusat dan daerah.