Rabu, 05 Desember 2012

PENGELOLAAN BATUAN NON LOGAM

PENGELOLAAN BATUAN NON LOGAM MENJADI KALIUM SILIKA DAN PUPUK KALIUM SULFAT

 
BATUAN NON LOGAM

A. BATUAN NON LOGAM

Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang cukup melimpah, salah satu kekayaan sumber daya alam yang dimiliki adalah berbagai jenis batuan yaitu batuan non logam. Berbagai jenis batuan non logam yang dimiliki pada umumnya batuan yang mengandung berbagai jenis bahan seperti kandungan Silika (SiO2), Aluminium Oksida (Al2O3), Magnesium Oksida (MgO), Natrium Oksida (Na2O), Kalium Oksida (K2O), dan sebagainya.


B. PEMANFAATAN BATUAN NON LOGAM

Pemanfaatan batuan non logam pada umumnya sangat terkantung kepada jenis batuan non logam yang ada dan komposisi dari batuan itu sendiri.
Beberapa batuan non logam dapat dilakukan pengolahan untuk menghasilkan Alumina oksida (Al2O3), Silika (SiO2) dan produk turunan silika, Alumium Sulfat (tawas) (Al2(SO4)3 dan sebagainya.

C. PRODUKSI KALIUM SILIKA DARI SALAH SATU JENIS BATUAN NON LOGAM
Produksi kalium silika (K2O.SiO2) dari salah satu jenis batuan non logam, dilakukan melalui berbagai tahapan proses yaitu proses produksi silika atau pemurnian silika, produksi kalium silika dari silika hasil pemurnian. 

1. Proses Pemurnian Silika Dari Batuan Non Logam  
Proses pemurnian silika dari batuan non logam dimaksudkan untuk menghasilkan silika dengan kadar silika yang tinggi, silika yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagai bahan baku berbagai jenis produk berbasis silika. Proses pemurnian silika berarti menghilangkan impuritis-impuritis yang terkandung dalam batuan non logam, impuritis-impuritis ini diantaranya : Aluminium Oksida (Al2O3), Ferri Oksida (Fe2O3), Magnesium Oksida (MgO), Natrium Oksida (Na2O), Kalium Oksida (K2O), dan sebagainya. 
 Dalam penghilangan impuritis-impuritis tersebut yang perlu diperhatikan adalah hasil impuritis dapat dimanfaatkan untuk produk, artinya tidak semata-mata menghilangkan impuritis yang nantinya menjadi limbah sehingga akan menambah biaya.
Berbagai proses yang dapat diaplikasikan untuk pemurnian silika atau mengektraksi impuritis dalam batuan non logam yaitu : 

a. Dengan mempergunakan Asam Sulfat (H2SO4) 
Dalam penggunaan asam sulfat sebagai bahan ekstraksi untuk impuritis Al2O3 dan Fe2O3 akan dihasilkan filtrat berupa Al2(SO4)3 yang dikenal dengan tawas yang dapat dimanfaatkan untuk pengolahan air limbah, dan juga dapat diproduksi tawas sehingga hasil ekstraksi mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi, demikian pula halnya dengan impuritis Fe2O3 akan menghasilkan Ferro Sulfat juga berupa bahan koagulan untuk pengolahan air limbah. Disamping dihasilkaan tawas, dari tawas ini pula dapat dikembangkan lagi untuk menghasilkan produk lainnya yaitu Pupuk kalium sulfat (K2SO4). Produk ini dapat diproduksi dengan mereaksikan tawas hasil ekstraksi batuan non logam dengan kalium hidroksida (KOH). Dalam memproduksi pupuk kalium sulfat dari hasil ekstraksi batuan non logam dengan penambahan bahan KOH yang perlu diperhatikan adalah konsentrasi asam sulfat yang dipergunakan. Konsentrasi asam sulfat yang tinggi, pupuk kalium sulfat yang didapat dalam jumlah yang besar, kondisi reaksinya berdasarkan pengalaman akan berlangsung dengan sempurna pada derajat keasaman (pH) berkisar 2-3. Penambahan KOH yang berlebih dapat mempengaruhi kualitas pupuk kalium sulfat. 
Proses ekstraksi batuan non logam dengan asam sulfat berlangsung dengan baik pada kondisi : waktu ekstraksi kurang lebih 4 jam dengan temperatur 100 C, warna filtrat menjadi putih susu kehijauan. 

b. Dengan mempergunakan Asam Chlorida (HCl)
Dalam penggunaan asam chlorida  sebagai bahan ekstraksi untuk impuritis Al2O3 dan Fe2O3 akan dihasilkan filtrat berupa Aluminium chlorida (AlCl3) maupun FeCl3  yang juga dapat dipergunakan dalam pengolahan air limbah.  Proses ekstraksi batuan non logam dengan asam chlorida berlangsung dengan baik pada kondisi : waktu ekstraksi kurang lebih 2-3 jam dengan temperatur 100 C, warna filtrat menjadi kuning kehijauan

c. Dengan mempergunakan Basa
Dalam penggunaan basa untuk ekstraksi impuritis batuan non logam seperti impuritis Al2O3  akan dihasilkan aluminium hidroksida (Al(OH3)). Aluminium hidroksida ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan berbagai jenis produk, salah satu produk yang dihasilkan adalah tawas dengan mereaksikan aluminium hidroksida ini dengan asam sulfat menghasilkan Al2(SO4)3. 

Proses ekstraksi batuan non logam dengan basa berlangsung dengan baik pada kondisi : waktu ekstraksi kurang lebih 3-5 jam dengan temperatur 100 C, warna filtrat menjadi putih susu kehijauan

2. Proses Produksi Kalium Silika (K2O.SiO2) 
 Produksi kalium silika dari batuan non logam melalui berbagai tahapan, langkah pertama dilakukan dengan pengecilan ukuran silika dimana batuan silika hasil ekstraksi dilakukan proses grinding hingga halus langkah kedua proses reaksi kimia antara silika dengan kalium karbonat (K2CO3) atau mempergunakan kalium hidroksida (KOH) serta Kalium oksida (K2O).  Proses reaksi antara silika (SiO2) dengan kalium karbonat (K2CO3), kalium hidroksida (KOH) serta Kalium oksida (K2O) berlangsung pada temperatur tinggi yaitu antara 1200 - 1300 C dalam waktu 1-2 jam. Kualitas produk kalium silika yang dihasilkan sangat tergantung pada perbandingan bahan silika dan kalium karbonat(K2CO3), kalium hidroksida (KOH) serta Kalium oksida (K2O) yang dipergunakan. Produk hasil pembakaran selanjutnya dilakukan proses grinding atau pengecilan ukuran sehingga diperoleh produk berupa serbuk kalium silika.


 Reaksi kimia proses produksi kalium silika  :
                      SiO2  +  K2CO3     ------------->   K2O.SiO2   +   CO2
                      SiO2  +  2 KOH      ------------->   K2O.SiO2   +   H2O
                      SiO2  +  K2O         ------------->   K2O.SiO2  


3. Proses Produksi Kalium Sulfat  
Proses produksi kalium sulfat dilakukan dengan mereaksikan filtrat dari proses ekstraksi reaksi kimia batuan piropilit yang mengandung Aluminium Sulfat dengan larutan kalium hidroksida (KOH).
Reaksi kimia proses produksi kalium sulfat
  Al2(SO4)3  + 6 KOH     ------------->   3 K2SO4  +  2 Al(OH)3
Proses reaksi kimia yang terjadi merupakan reaksi eksotermis (melepas panas), dan pada derajat keasaman tertentu (pH 2-3) akan dihasilkan endapan berwarna putih (pupuk kalium sulfat). Hasil reaksi dilakukan pemisahan dengan proses filtrasi atau sedimentasi (pengendapan), padatan kalium sulfat selanjutnya dilakukan proses pengeringan. Filtrat yang banyak mengandung Al(OH)3 masih dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya.
 
++++++++ Semoga Bermanfaat ++++++++


 

1 komentar: