PRODUKSI PUPUK MULTINUTRIEN PHOSPHATE-BASE
DARI AIR LIMBAH INDUSTRI GARAM
(Tahun 2007)
Ketut Sumada
Jurusan Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional (UPN)
“Veteran” Jawa Timur
email : ketutaditya@yahoo.com
PETANI GARAM
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki luas lautan mencapai 70% dari luas total Indonesia, sehingga Indonesia sangat memungkinkan untuk menjadi suatu negara penghasil garam terbesar, namun kenyataannya Indonesia masih melakukan impor garam dari beberapa negara.
Produksi garam rakyat pada umumnya mempunyai kadar NaCl sekitar 80-90%, dan sisanya merupakan kandungan bahan pengotor seperti Kotoran (tanah liat), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Kalium (K), dan Sulfat (SO4) sertas impuritis lainnya. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), kualitas garam untuk konsumsi dan industri mempunyai kadar NaCl diatas 95%, sehingga produksi garam rakyat masih membutuhkan proses lanjutan. Proses yang sering dilakukan untuk meningkatkan kadar NaCl adalah proses pencucian dengan larutan garam jenuh (larutan Brine) dan proses "Rekristalisasi", pada proses rekristalisasi ini garam rakyat dilarutkan dengan air selanjutnya direaksikan dengan bahan kimia kombinasi Na(OH), Na2CO3, kombinasi Ca(OH)2 dengan Na2CO3, kombinasi Na(OH), Na2CO3 dengan BaCl2 dan Membrane untuk menghilangkan bahan pengotor, selanjutnya endapan bahan pengotor dipisahkan dan larutan garamnya dikristalisasi kembali.
Proses produksi garam rakyat, melalui berbagai tahapan, diantaranya : penyediaan lahan (tambak), pengaliran air laut kelahan, proses penguapan air laut, proses kristalisasi garam, pemisahan garam dari airnya sehingga diperoleh garam rakyat.
Air sisa dari proses produksi garam rakyat ini, berwarna kuning muda, dibuang (tidak dimanfaatkan), disebut dengan istilah "Air Tua" atau "Bittern".
Air tua (bittern) ini merupakan air limbah dari proses produksi garam rakyat, jumlahnya cukup besar sehingga dibutuhkan pengelolaan yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomi sehingga petani garam dapat meningkatkan pendapatannya. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memanfaatkan air limbah ini seperti untuk minuman berion (minuman mengandung ion-ion), produksi pupuk anorganik cair, dan dapat pula dimanfaatkan untuk menghasilkan pupuk yang berkualitas tinggi yaitu "PUPUK MULTINUTRIEN PHOSPHATE-BASE".
Kualitas air limbah industri garam ini (bittern) :
Kandungan ion magnesium (Mg) : 36,45 gram/L
Kandungan ion kalium (K) : 10,95 gram/L
Kandungan ion kalsium (Ca) : 0,14 gram/L
Kandungan ion sulfat (SO4) : 52,14 gram/L
Berat Jenis : 1,250 gram/ml
Reaksi Kimia :
4 MgCl2 + KCl + 3NaH2PO4 + 6NaOH → MgKPO4↓ + Mg3(PO4)2 ↓ + 9NaCl + 6H2O
Produk : MgKPO4 dan Mg3(PO4)2·4H2O (pupuk multinutrien)
Proses Produksi :
1. Larutan air limbah (bittern) dimasukan kedalam tangki reaksi
2. Tambahkan Larutan NaH2PO4 (sesuai stoikiometrinya)
3. Tambahkan Larutan NaOH (sesuai stoikiometrinya)
4. Lakukan Pengadukan dengan kecepatan putaran pengaduk 135 rpm, waktu pengadukan 60 menit
5. Lakukan proses pemisahan produk pupuk dari larutannya dengan proses filtrasi
6. Produk pupuk dilakukan proses pencucian dengan air untuk menghilangkan kandungan NaCl nya
7. Produk pupuk dilakukan proses pengeringan untuk mengurangi kandungan airnya
* kondisi temperatur produksi : 30 C.
* kondisi pH : 10
Kualitas Produk :
Kandungan ion phosphate (PO4) : 53,92 % berat
Kandungan ion magnesium (Mg) : 19,95 % berat
Kandungan ion kalium (K) : 5,40 % berat
Kandungan ion boron (B) : 0,05 % berat
Kandungan ion kalsium (Ca) : 0,07 % berat
Pupuk ini sangat slow release sehingga sangat sesuai untuk daerah tropis seperti di Indonesia
******* SEMOGA BERMANFAAT ***************
Met sore Pak Ketut, saya Ilyas alumni Budidaya Perikanan Unmuh Gresik, saya tertarik sekali mengenai pemanfaatan limbah bittern sbg pupuk, saya ingin sekali diskusi lebih lanjut dgn Bapak, apakah Bapak punya kontak WA atau Email? Terimakasih
BalasHapusboleh berbagi jurnalnya ?
BalasHapus