Kamis, 12 April 2012

POTENSI BIOETHANOL DI INDONESIA

POTENSI PENGEMBANGAN BIOETHANOL 
DI INDONESIA

Ketut Sumada
Jurusan Teknik Kimia, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Jawa Timur
emal : ketutaditya@yahoo.com


                


INDONESIA

Indonesia merupakan suatu Negara yang memiliki sumber daya alam sangat melimpah, sumber daya alam ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan BIOETHANOL.  Disamping memiliki sumber daya alam yang melimpah, sebagian besar penduduk (masyarakat) bekerja pada sektor pertanian. Beberapa hasil pertanian yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan BIOETHANOL.

BIOETHANOL

BIORTHANOL atau alcohol merupakan suatu bahan yang sangat dibutuhkan oleh industry sebagai media pelarut, obat-obatan, minuman dan sekarang berkembang menjadi media bahan bakar.

BIOETHANOL, didefinisikan sebagai ethanol yang dihasilkan dengan mempergunakan bahan-bahan organic atau biomass.

PRODUKSI BIOETHANOL

Bahan baku produksi bioethanol atau alcohol adalah Gula, Pati dan Selulosa. Proses produksi bioethanol seperti berikut :

GULA , Gula dapat difermentasi menghasilkan BIOETHANOL
PATI , Pati dapat dihidrolisa menghasilkan gula, dan gula difermentasi menghasilkan BIOETHANOL
SELULOSA, Selulosa dapat dihidrolisa menghasilkan gula, dan gula difermentasi menghasilkan BIOETHANOL


SUMBER BAHAN BAKU BIOETHANOL

Mengacu kepada bahan-bahan yang dapat diproses menjadi bioethanol tersebut, bahan-bahan tersebut dapat dijumpai di Indonesia dan tersedia dalam jumlah yang sangat besar diantaranya :
  1. Tanaman tebu, Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil tebu yang dimanfaatkan sebagai bahan baku gula, produk samping industry gula dapat  diproses untuk menghasilkan ethanol. Ampas tebu yang berupa limbah padat juga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan bioethanol
  2.  Tanaman Singkong (Ubi Kayu), Indonesia sebagai penghasil singkong (Ubi kayu) terbesar kelima di dunia hingga saat ini hanya dipergunakan untuk menghasilkan tepung yang dikenal dengan tepung tapioka.  Disamping sebagai tepung tapioka tanaman singkong (ubi kayu) ini sangat berpotensi untuk menghasilkan bioethanol karena tanaman ini mengandung pati dan selulosa
  3. Umbi, Indonesia sebagai penghasil umbi-umbian seperti ubi jalar, bengkuang, talas yang banyak mengandung pati dan gula sangat berpotensi sebagai bahan baku produksi Bioethanol
  4. Limbah Padat Selulosa, Beberapa industri dan sektor pertanian di Indonesia menghasilkan limbah padat berupa selulosa seperti sekam padi, rumput alang-alang, serbuk gergaji dan limbah pertanian lainnya sangat berpotensi untuk diproses menghasilkan bioethanol
  5.  Limbah Cair, Beberapa jenis industri di Indonesia  menghasilkan limbah cair yang masih mengandung Pati cukup besar, khususnya industry-industri makanan, limbah cair ini berpotensi untuk diproses menghasilkan bioethanol
  6.  Buah, Indonesia sebagai suatu Negara penghasil berbagai jenis buah, berbagai jenis buah yang kurang mempunyai nilai ekonomi sangat berpotensi diproses untuk menghasilkan bioethanol
  7. Tanaman, Di Indonesia tumbuh berbagai jenis tanaman yang menghasilkan pati dan selulosa, tanaman ini jika dikembangkan dengan baik akan berpotensi untuk menghasilkan bioethanol
  8. Tanaman Jagung, Tanaman ini tumbuh subur di Indonesia, dan beberapa petani mengembangkan tanaman ini, biji jagung dapat dimanfaatkan untuk menunjang sektor makanan dan industri, sedangkan limbah padatnya seperti tongkol dan batang tanaman dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi bioethanol  


BEGITU BESAR POTENSI INDONESIA UNTUK MENGHASILKAN BIOETHANOL KENAPA MASIH SANGAT BERGANTUNG PADA MINYAK UNTUK BAHAN BAKAR


PROSES PRODUKSI BIOETHANOL
  • BAHAN DASAR GULA
Produksi bioethanol dengan bahan dasar gula dilakukan dengan proses fermentasi, pada proses fermentasi melibatkan pemakaian mikroorganisme untuk menguraikan gula menjadi bioethanol. 

  • BAHAN DASAR PATI
Produksi bioethanol dengan bahan dasar Pati dilakukan dengan 2 (dua) tahapan proses yaitu proses hidrolisa dan fermentasi.  Pada proses hidrolisa bertujuan untuk merubah pati menjadi gula. Proses hidrolisa dapat dilakukan secara kimia dan biologi dengan mempergunakan (Enzim). Setelah terbentuk gula selanjutnya dilakukan  proses fermentasi untuk merubah gula menjadi bioethanol dengan melibatkan pemakaian mikroorganisme untuk menguraikan gula menjadi bioethanol 

  • BAHAN DASAR SELULOSA 
Produksi bioethanol dengan bahan dasar Selulosa dilakukan dengan 2 (dua) tahapan proses yaitu proses hidrolisa dan fermentasi.  Pada proses hidrolisa bertujuan untuk merubah selulosa menjadi gula. Proses hidrolisa dapat dilakukan secara kimia dan biologi dengan mempergunakan (Enzim). Setelah terbentuk gula selanjutnya dilakukan  proses fermentasi untuk merubah gula menjadi bioethanol dengan melibatkan pemakaian mikroorganisme (Enzim) untuk menguraikan gula menjadi bioethanol 


    PROSES PENGOLAHAN LIMBAH SELULOSA MENJADI BIOETHANOL

Produksi bioethanol berbahan dasar limbah selulosa melalui berbagai tahapan proses yaitu :
1.    Proses fisik atau Kimia, Pada proses ini limbah selulosa dapat diproses secara fisik untuk memperkecil ukuran limbah hingga berupa serbuk, proses kimia (delignifikasi) untuk menghasilkan 3 (tiga) komponen yaitu LIGNIN, HEMISELULOSA DAN SELULOSA.
2.   LIGNIN, Lignin yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai  bahan bakar, adhesive dan produk lainnya
3. PROSES KIMIA/ENZYM HEMISELULOSA,  Hemiselulosa yang dihasilkan dilakukan pengolahan secara Kimia atau Enzim untuk menghasilkan XYLOSA, Xylosa yang dihasilkan dilakukan proses fermentasi dengan mempergunakan PACHYSOLEN OR PHICIA untuk menghasilkan Bioethanol
4. PROSES KIMIA/ENZYM SELULOSA, Selulosa yang dihasilkan dilakukan pengolahan secara Kimia atau Enzim untuk menghasilkan GLUCOSA, Glukosa yang dihasilkan dilakukan proses fermentasi dengan mempergunakan SACCHAR OR XYMOM untuk menghasilkan Bioethanol

BERDASARKAN KAJIAN DIKETAHUI BAHWA 1 TON LIMBAH SELULOSA DAPAT MENGHASILKAN KURANG LEBIH 750 LITER BIOETHANOL


                    


   PROSES PENGOLAHAN PATI MENJADI BIOETHANOL


Proses pengolahan pati menjadi bioetanol sebagai berikut :
  1. Pati dipanaskan hingga terbentuk gelatin
  2. Gelatin yang sudah terbentuk didinginkan dan ditambahkan enzim diastase yang bertujuan untuk merubah pati menjadi gula
  3. Gula yang sudah terbentuk selanjutnya ditambahkan yeast yang bertujuan untuk merubah gula menjadi bioethanol
  4. Bioethanol yang terbentuk selanjutnya dilakukan proses distilasi, untuk meningkatkan konsentrasi bioethanol, pada distilasi biasa akan dihasilkan bioethanol dengan konsentrasi kurang lebih 75%
  5. Bioethanol dengan konsentrasi kurang lebih 75% dilakukan pemurnian dengan berbagai metode distilasi maupun adsorpsi akan dihasilkan bioethanol dengan konsentrasi diatas 99% yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.   
 
KEUNTUNGAN PENGGUNAAN BIOETHANOL
  •  Bioethanol adalah sumber energy terbarukan
  •  Tidak berdampak negative terhadap lingkungan
  •  Pengembangan pasar hasil pertanian
  •  Kandungan nilai octane tinggi




******SEMOGA TULISAN INI BERMANFAAT******
































5 komentar:

  1. Sangat bermanfaat Pak. Terima kasih artikelnya.

    BalasHapus
  2. The inter-gold Logbook is also a hot seller among Rolexes, as there are many bosses who love it because of the good symbolism of gold and diamonds and incoming and outgoing. The Logbook collection brings replica omega watches together many of Rolex's classic elements: the dogtooth ring, the fish-blister eye and the five-baht chain, all of which are timeless classics. And it is also equipped with the 3235 movement,luxury replica watches but compared to the previous two models,replica panerai watches its lack of premium and the fact that you can get it at a public price makes many watchmakers feel conscience.

    BalasHapus
  3. UK Replica Watches Vente chaude, Replique Montre 70% de réduction et livraison gratuite, disponible avec les remarquables Rolex, Omega, Replique Montre France Breitling, Hublot Fake Watches et autres

    BalasHapus
  4. Ora dotato del bracciale Oysterflex, unisce la robustezza e l'affidabilità di un bracciale in metallo con la flessibilità, il comfort e la bellezza di un bracciale elastico. Sviluppato e brevettato da Rolex orologi replica di lusso movimento svizzero, questo braccialetto innovativo è costituito da una lama di metallo flessibile in lega di titanio e nichel. La lama è sovrastampata con un elastomero nero ad alte prestazioni, particolarmente resistente alle influenze ambientali ed estremamente durevole. Per un maggiore comfort, l'interno del bracciale Oysterflex presenta un'imbottitura longitudinale.

    BalasHapus
  5. Situated on the Indian Ocean at the mouth of the Persian Gulf, Oman’s sole interest to Britain was as a strategic outpost on the way to replica watches uk India from where it could control shipping coming from the Gulf and later on via the Suez Canal, so living conditions for the population in this “protectorate” were of little concern to Whitehall.

    BalasHapus