PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA KIMIA
Ketut Sumada
Jurusan Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional (UPN)
“Veteran” Jawa Timur
email : ketutaditya@yahoo.com
Pengolahan air limbah secara KIMIA merupakan pengolahan air limbah dengan penambahan bahan kimia (padat, cair, dan gas) kedalam air limbah. Beberapa proses pengolahan air limbah secara kimia seperti Netralisasi, Koagulasi/flokulasi, dan gas transfer, setiap proses mempunyai tujuan tertentu.
a. Proses Netralisasi
Proses netralisasi bertujuan untuk melakukan perubahan derajat
keasaman (pH) air limbah. Proses ini dilakukan pada awal proses (pengkondisian)
air limbah sebelum dilakukan proses lanjutan atau pada akhir proses sebelum air
limbah dibuang kelingkungan dalam rangka memenuhi standar baku mutu air limbah
yaitu pH 6-9.
Beberapa air
limbah memiliki derajat keasaman (pH) asam dan basa, dalam proses netralisasi
diharapkan pH air limbah menjadi netral atau berkisar 6-9. Berbagai reaksi yang
terjadi pada proses netralisasi :
Y dan X mewakili monovalen kation
dan anion, XY merupakan garam yang terbentuk, sebagai contoh reaksi netralisasi
yaitu natrium hidroksida dengan asam clorida seperti berikut.
HCl
+ NaOH → NaCl + H2O
Dimana Na merupakan Y dan Cl
merupakan X, pada reaksi tersebut akan dihasilkan garam yaitu NaCl. Berbagai
reaksi netralisasi seperti berikut :
HCl
+ NaOH → NaCl + H2O
2 HCl
+ Mg → MgCl2 + H2
H2SO4 + NaOH → Na2SO4 + H2O
Reaksi yang terjadi pada netralisasi
ada yang bersifat eksotermis (the enthalpy of neutralization) seperti
reaksi antara natrium hidroksida dengan asam clorida, dan bersifat endotermis yaitu
natrium karbonat dengan asam asetat.
Pada
air limbah yang bersifat asam, dibutuhkan basa untuk netralisasi dan
sebaliknya. Pada netralisasi air limbah dapat pula terbentuk padatan sehingga
dibutuhkan proses pemisahan padatan.
Koagulasi
dan flokulasi merupakan proses pengolahan air dan air limbah secara kimia yaitu
dengan penambahan bahan kimia kedalam air limbah. Air limbah pada umumnya
mengandung padatan tersuspensi, partikel koloid (berukuran < 1 mikron),
bahan terlarut (berukuran < nanometer). Padatan-padatan dalam air pada
umumnya bermuatan negatif dan padatan-padatan tersebut sangat sulit dipisahkan
secara fisik (sedimentasi dan filtrasi dengan media padat) dan dapat dilakukan
secara kimia melalui proses koagulasi-flokulasi
Koagulasi
merupakan proses destabilisasi partikel, sedangakan flokulasi merupakan proses
penggabungan partikel yang telah mengalami proses destabilisasi, mekanisme
destabilisasi partikel seperti terlihat dalam gambar berikut. Proses destabilisasi partikel
dilakukan dengan penambahan bahan kimia yang bermuatan positif yang dapat
menyelimuti permukaan partikel sehingga partikel tersebut dapat berikatan
dengan partikel lainnya. Partikel yang telah berikatan akan mudah untuk
dipisahkan secara fisik (sedimentasi, flotasi, dan filtrasi). Proses flokulasi
dibutuhkan untuk penggabungan partikel dengan mennggunakan bahan kimia sehingga
mempercepat waktu pengendapan partikel (flok).
Pada
proses koagulasi (destabilisasi) dibutuhkan bahan kimia yang mampu merubah
muatan partikel, perubahan muatan partikel dapat dilakukan dengan berbagai
bahan kimia tetapi bahan kimia yang bervalensi 3 (trivalent) sepuluh kali lebih
efektif dibanding dengan bervalensi 2 (divalent). Bahan kimia yang sering
dipergunakan dalam proses koagulasi seperti tercantum dalam tabel berikut.
Koagulan
|
Formula
|
Berat molekul
|
Aluminium
sulphate
|
Al2(SO4)3 .18 H2O
|
666,7
|
Ferrous sulphate
|
Fe (SO4). 7 H2O
|
278,0
|
Lime
|
Ca(OH)2
|
56 sebagai CaO
|
Ferric chloride
|
FeCl3
|
162,1
|
Ferric
sulphate
|
Fe2(SO4)3
|
400
|
Berbagai reaksi yang terjadi pada
penambahan koagulan kedalam air atau air limbah seperti reaksi-reaksi berikut
ALUMINIUM
SULPHATE
Al2(SO4)3 + 3 Ca(HCO3)2 → 2 Al(OH)3 +
3CaSO4 +
6 CO2
Aluminum + Calcium Aluminum
+ Calcium + Carbon
Sulfate Bicarbonate Hydroxide Sulfate Dioxide
(ada dalam air
yang diolah)
FERRIC
SULFATE
Fe2(SO4)3 + 3 Ca(HCO3)2 → 2 Fe(OH)3 +
3CaSO4 + 6 CO2
Ferric + Calcium Ferric
+ Calcium + Carbon
Sulfate Bicarbonate Hydroxide Sulfate Dioxide
FERRIC
CHLORIDE
2 Fe Cl3 + 3 Ca(HCO3)2 → 2
Fe(OH)3 + 3CaCl2 + 6CO2
Ferric + Calcium Ferric + Calcium + Carbon
Chloride Bicarbonate Hydroxide Chloride Dioxide
FERROUS
SULFATE
FeS04 +
Ca(HCO3)2 → Fe(OH)2
+
CaS04 + 2CO2
Ferrous + Calcium Ferrous +
Calcium +
Carbon
Sulfate Bicarbonate Hydroxide Sulfate Dioxide
SODIUM
ALUMINATE
2 Na2Al2O4 + Ca(HCO3)2 → 8 Al(OH)3 + 3 Na2CO3 + 6 H20
Sodium + Calcium Aluminum +
Sodium + Water
Aluminate Carbonate Hydroxide Carbonate
Na2Al2O4 + CO2 → 2 Al(OH)3 +
NaCO3
Sodium + Carbon Aluminum +
Sodium
Aluminate Dioxide Hydroxide Carbonate
Na2Al2O4 + MgCO3 → MgAl2O4 + Na2CO3
Sodium + Magnesium Magnesium +
Sodium
Aluminate Carbonate Aluminate Carbonat
Berbagai parameter perancangan sedimentasi
untuk koagulasi berdasarkan jenis koagulan yang dipergunakan seperti tercantum
dalam tabel berikut
Tabel .Perancangan sedimentasi
berdasarkan jenis koagulan
Jenis Koagulan
|
Laju alir limpahan
(gallon/hari-ft2)
|
Waktu tinggal (jam)
|
Aluminium
|
500 - 800
|
2 – 8
|
Besi
|
700 - 1000
|
2 – 8
|
Kapur-Soda
|
700 - 1500
|
4 – 8
|
Hasil Koagulasi Pengendapan flok dalam tabung
Flokulasi merupakan suatu peristiwa
penggabungan partikel-partikel yang telah mengalami proses destabilisasi
(koagulasi) dengan penambahan bahan kimia (flokulan) sehingga terbentuk
partikel dengan ukuran lebih besar (macrofloc) yang mudah untuk diendapkan.
Mekanisme flokulasi seperti terlihat dalam gambar 4.4. berikut
Beberapa jenis bahan kimia yang berfungsi
sebagai flokulan seperti tercantum dalam tabel berikut.
Tabel .Jenis flokulan
Sumber
flokulan
|
Jenis flokulan
|
Flokulan Mineral
|
Silika aktif
|
Tanah liat (koloid) : bentonit
|
|
Logam hidroksida (aluminium dan ferri hidroksida)
|
|
Flokulan organik
|
Turunan pati (pati singkong, dan kentang)
|
Polisakarida
|
|
Kitosan
|
|
Gelatin dan alginat
|
|
Flokulan sintetis
|
Polyethylene-imines (cationic)
|
Polyamides-amines (cationic)
|
|
Polyamines (cationic)
|
|
Polyethylene-oxide (nonionic)
|
|
Komponen karboksil dan sulfonate (anionic)
|
|
Polyacrylamide (nonionic)
|
Flokulan sintetis merupakan flokulan yang
diproduksi dengan berbagai kebutuhan sehingga flokulan ini diproduksi bermuatan
negatif (anionic), bermuatan positif (cationic) dan netral (nonionic), flokulan
bermuatan negatif dapat bereaksi dengan partikel bermuatan negatif seperti
garam-garam dan logam-logam hidroksida, sedangkan flokulan yang bermuatan
positif akan bereaksi dengan partikel bermuatan negatif seperti silika maupun
bahan-bahan organik, tetapi hukum itu tidak berlaku secara umum karena flokulan
negatif dapat mengikat tanah liat yang bermuatan negatif.
Dalam proses koagulasi-flokulasi beberapa hal yang perlu diperhatikan :
- Konsentrasi padatan yang terkandung dalam air limbah. Konsentrasi padatan atau zat terlarut dalam air limbah akan mempengaruhi kebutuhan konsentrasi koagulan yang dibutuhkan dalam pengolahan air limbah, pada umumnya jika konsentrasi padatan atau zat terlarutnya tinggi akan dibutuhkan konsentrasi koagulan yang lebih kecil (diperlukan penelitian pendahuluan)
- Jenis koagulan yang dipergunakan. Jenis koagulan yang akan diaplikasikan tergantung pada karakteristik air limbahnya, hal ini disebabkan karena jenis koagulan tertentu akan bekerja baik pada derajat keasaman (pH) air limbah tertentu.
- Kecepatan putaran pengaduk (jika menggunakan tangki berpengaduk). Kecepatan putaran pengaduk pada pengolahan dengan tangki berpengaduk berpengaruh terhadap ukuran flok yang terbentuk, kecepatan putaran pengaduk dapat memecah flok yang sudah terbentuk. Untuk proses koagulasi kecepatan putaran pengaduk sekitar 100 rpm, sedangkan pada proses flokulasi lebih lambat sekitar 50 rpm.
- Kecepatan aliran air limbah masuk dalam tangki (jika kecepatan aliran dimanfaatkan untuk pengadukan)
- Waktu pengadukan (waktu tinggal). Waktu pengadukan berkaitan dengan mekanisme pembentukan flok, semakin lama waktu pengadukan pembentukan floknya akan semakin sempurna dan mudah untuk diendapkan, tetapi jika terlalu lama terkadang flok yang sudah terbentuk akan pecah kembali.
- Jenis padatan (flok) yang dihasilkan. Jenis flok yang terbentuk tergantung pada jenis air limbah dan koagulan yang dipergunakan, pada pemakain jenis koagulan tertentu akan menghasilkan flok tertentu, kekuatan flok tertentu dan berat jenis flok tertentu. Dalam proses pengolahan air limbah secara kimia yang diharapkan adalah terbentuk flok yang kuat dan mudah untuk diendapkan dan pengendapan membutuhkan waktu yang relatif cepat.
- Pengelolaan flok yang dihasilkan. Pada proses pengolahan air limbah secara kimia dihasilkan padatan (flok), flok yang dihasilkan perlu dilakukan pengelolaan sehingga tidak menghasilkan limbah padat meskipun jumlahnya tidak banyak. Dalam pengelolaan flok yang perlu diperhatikan adalah apakah flok dapat dioleh kembali menjadi bahan kimia baru, produk baru dan sebagainya.
OPTIMASI PROSES KOAGULASI DAN FLOKULASI
Keberhasilan proses koagulasi dan flokulasi dalam pengolahan air limbah dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya :
- Konsentrasi koagulan
- Kecepatan Putaran Pengadukan
- Waktu Pengadukan
Dalam optimasi proses diarahkan kepada perancangan peralatan tangki berpengaduk yang efisien. Untuk optimasi proses dipergunakan persamaan Camp, yang dikenal dengan bilangan Camp yaitu menghubungkan GRADIEN KECEPATAN dengan Waktu Pengadukan :
Bilangan Camp (Ca) = Gradien Kecepatan x waktu pengadukan.
Gradien kecepatan (G) merupakan fungsi dari Daya yang dibutuhkan (P), Viskositas air limbah (Mu) dan Volume air limbah (V).
G = {P/(Mu x V)}^0,5 tanda (^) ini berarti pangkat
Daya (P) merupakan fungsi dari kecepatan putaran pengaduk (rev), luas penampang pengaduk (A), densitas air limbah (rho), dan drag coefisien (CD). dan Persamaannya seperti berikut.
P = (CD x A x rho x Rev^3 )/2
CD : drag coefisien yang merupakan fungsi dari bilangan Reynold (NRe) (lihat literatur)
NRe = (Rev x dp x rho)/(Mu), dengan dp : diameter pengaduk.
Langkah pengerjaan :
- Cari sifat fisik air limbah yaitu viskositas (Mu), densitas air limbah (rho)
- Tentukan diameter pengaduk yang dipergunakan (dp) dan kecepatan putaran pengaduk (rev)
- Dengan mengetahui harga viskositas (Mu), densitas (rho), diameter pengaduk (dp) dan kecepatan putaran pengaduk (rev), nilai bilangan Reynold (NRe) dapat dihitung.
- Dengan mengetahui bilangan Reynold (NRe) dan mempergunakan grafik (lihat literatur), dapat dihitung besarnya drag koefisien (CD)
- Dengan mengetahui nilai CD, rho dan rev, serta luas pengaduk, maka dapat menghitung besarnya Daya (P)
- Dengan mengetahui nilai Daya (P), Volume air limbah (V) dan viskositas (Mu) maka dapat menghitung nilai Gradien kecepatan (G)
- Dengan mengetahui nilai Gradien kecepatan (G), dan waktu pengadukan (t), maka besarnya bilangan Camp (Ca) dapat dihitung.
KINERJA PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA KIMIA (KOAGULASI & FLOKULASI)
- Penurunan padatan tersuspensi : 85 - 95 %
- Penurunan COD : 50 - 70 %
- Penurunan BOD : 50 - 70 %
c. Gas Transfer (injeksi gas kedalam air limbah)
Pada pengolahan air limbah, peristiwa gas transfer (injeksi gas kedalam air limbah) sering terjadi seperti :
- Injeksi gas chlor kedalam pengolahan air bertujuan untuk membunuh bakteri
- Injeksi gas ozon kedalam pengolahan air limbah bertujuan untuk proses oksidasi
- Injeksi udara kedalam pengolahan air limbah bertujuan untuk proses oksidasi, menjaga agar air limbah tidak berbau, menjaga kehidupan mikroorganisme (proses pengolahan air limbah secara biologi)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam injeksi gas/udara kedalam air limbah :
- Kelarutan gas/udara tersebut didalam air limbah. Kelarutan gas/udara didalam air limbah sangat penting untuk diketehui, ini berkaitan dengan perhitungan berapa laju alir gas/udara yang diinjeksikan kedalam air limbah. Penentuan kelarutan gas/udara sangat tergantung kepada Tekanan dan Temperatur.
- Distribusi gas/udara didalam air limbah. Pendistribusian gas/udara didalam air limbah bertujuan agar distribusi gas/udara merata pada setiap bagian air limbah, sehingga perlu pengaturan pemasangan distributor gas/udara yang baik.
- Tekanan cairan (terkait dengan tinggi cairan diatas distributor gas/udara). Pemasangan distributor gas/udara pada bagian bawah air limbah akan mendapatkan tekanan hidrostatik dari air limbah tersebut, sehingga ketinggian air limbah diatas distributor perlu diperhatikan agar gas/udara dapat terdistribusi didalam air limbah dengan baik.
- Ukuran gelembung gas/udara dalam air limbah. Ukuran gelembung gas/udara mempengaruhi proses kelarutan gas/udara, semakin kecil ukuran gelembung gas/udara semakin baik proses kelarutannya.
********Semoga tulisan ini bermanfaat *************
Hai. aku juga punya materi yang berhubungan tentang air. kunjungi saja di. http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3415/1/proses%20pengolahan%20air.pdf
BalasHapusMenjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller dan waste water treatment ,STP, nutrisi, bakteri dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di(081310849918) email tommy.transcal@gmail.com
BalasHapusMohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa....
BalasHapusKami menjual Batu kapur/ Kapur Aktif / Cao / CaOH2 / Kalsium Oxide / kalsium hidroxie /Limestone/ Quick Lime / Batu gamping / Kapur bakar / Kapur tohor/ Kapur sirih/Cao/ Kalsium Hidroksida/ Kalsium Karbonat / CaCo3 / Kapur pertanian / Kaptan / Kapur padam /Zeolite / Bentonite / Dolomite dll.
Tersedia mesh 80 s/d Mesh 800 dengan kemasan / packing karung / 25 kg , 50 kg , 500 kg , 1000 kg .
Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :
Asep 081281774186
085793333234
Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.
Siap kirim ke seluruh kota di indonesia.
Terimakasih
Hujan deras sepanjang kegiatan tidak menyurutkan semangat peserta eksposur menjelajah setiap sudut PIALAM, namun beberapa mahasiswa mengaku tidak kuat berada di lokasi tersebut karena tidak terbiasa dengan bau limbah yang sangat kuat. Melalui eksposur program Water Security, Stube HEMAT Yogyakarta mendekatkan mahasiswa dengan realita limbah yang mengancam eksistensi air, dan menghadirkan pengalaman baru dan refleksi, sekaligus menumbuhkan kesadaran atas pentingnya air sehingga muncul gagasan yang bisa mereka lakukan untuk meminimalisir limbah, menjaga air dan lingkungan. *** Jasa Penulis Artikel SEO Cara Menjual Kardus Bekas Ke Pabrik
BalasHapus